2051: Akhir dari Uang Kripto

Sekitar tiga puluh tahun lalu uang digital amat menjamur, tak kurang dari sembilan ribu jenis uang kripto beredar di dunia maya, sekitar lima ratus uang kripto diantaranya beredar secara global sedangkan yang lain hanya digunakan dan diakui di satu atau dua negara saja.

Skema uang kripto ini tetap seperti barang komoditas lain, harga naik jika banyak yang membeli dan menjadi murah apabila banyak yang menjual bahkan tidak laku di pasaran namun bagaimanapun uang kripto lebih memiliki keuntungan daripada komoditas fisik lainnya misalnya emas atau barang material dan pangan yaitu uang kripto tidak perlu gudang besar sebagai tempat penyimpanan, walaupun begitu tak sedikit uang kripto yang mengedarkan nominal fisik yang tersimpan dalam media penyimpan seperti flashdisk yang memiliki keamanan tingkat tinggi sehingga para investor tidak bisa mengakali flashdisk tersebut.

Konsep uang kripto menggabungkan antara alat pembayaran dan komoditas, sebagai alat pembayaran uang kripto tentunya didapat dari uang hasil bekerja, hasil bekerja diubah menjadi bentuk nominal dan disimpan di bank digital, hasil bekerja berubah menjadi angka kredit.

Angin segar tersebut hanya bertahan sekitar dua puluh tahun, pada sekitar akhir tahun 2040 banyak uang kripto yang tumbang karena tidak laku dan tidak ada yang mau menerima sebagai alat tukar terutama uang kripto yang diproduksi dan dipakai oleh beberapa negara saja. Jutaan investor di uang kripto yang tumbang tersebut merugi, hasil keringat bertahun-tahun yang disimpan dalam bentuk digital justru berkurang bahkan mencapai angka nol.

Dunia sedikit terguncang dan menyadari betapa cukup beresikonya uang kripto karena hanya berupa nominal dalam kode satu dan nol –tidak berupa komoditas fisik– yang cukup rentan, ditambah peringatan ilmuwan dunia akan peristiwa badai matahari yang cukup besar di akhir dekade.

Menyadari hal itu tidak sedikit investor uang kripto yang menjual dan menukar uang kriptonya dalam bentuk barang terutama emas. Disadari atau tidak, uang kripto memiliki nominal yang tak terbatas, dalam praktiknya memang satu jenis uang kripto dibatasi “ketersediaannya” sesuai kesepakatan internasional namun menjamurnya jenis uang kripto maka batas maksimal ketersediaan menjadi naik. Gampangnya, pembatasan ketersediaan ini tentunya untuk mencegah terjadinya inflasi.

Tak sampai sepuluh tahun, badai matahari yang sudah di prediksi terjadi pada 2048, ribuan jenis uang kripto yang memiliki server di Lembah Algoritma (sejenis kawasan industri digital) lumpuh, data-datanya terpanggang, nominalnya hilang. Hal tersebut terjadi karena buruknya kualitas server. Jutaan orang mendadak miskin, ribuah perusahaan bangkrut. Tidak hanya berdampak pada uang kripto tapi juga nominal di bank menjadi kosong.

Kini jenis uang kripto bisa dihitung dengan jari, hanya investor yang menukar investasinya dengan emas lah yang beruntung. Emas menjadi alat tukar utama, standarnya disepakati secara global sehingga berlaku secara mendunia.

Dari sisa investor yang uangnya masih tersimpan aman di beberapa jenis uang kripto kepercayaan mulai menurun, siklus badai matahari menghantui investasi mereka, perlahan-lahan para investor tersebut menukar uangnya dengan emas.

Secara zat memang emas berharga, bagaimana ia terbentuk di alam tidaklah mudah dan lagi jumlah di alam semesta ini terbatas, setidaknya terbatas hingga jarak terjauh yang pernah manusia jelajahi;
36 jam perjalanan dengan kecepatan cahaya, Voyager 1.

Leave a comment